Rabu, 14 April 2010

Konfigurasi DHCP Client Server

Pentingya DHCP server Pada Infrastruktur Jaringan Windows 2003

Bersama dengan Domain Name System (DNS), Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan pondasi dasar dari infrastructure Jaringan Windows 2003 atau Windows 2000. DHCP server memberikan configurasi IP secara dinamis kepada hosts yang ada dalam jaringan anda agar bisa saling berkomunikasi satu sama lain. Seperti yang telah dibahas sebelumnya dalam design IP address, untuk bisa berkomunikasi pada suatu jaringan private ataupun pada jaringan public Internet, setiap host pada jaringan harus diidentifikasi oleh suatu IP address.

Buat apa sich sebenarnya DHCP server ini? DHCP sangat dibutuhkan untuk mengurangi kompleksitas konfigurasi IP pada computer. Bayangkan saja kalau anda sebagai administrator jaringan dalam suatu business yang mempunyai sekitar 1000 computer dan anda tahu bahwa setiap computer tersebut membutuhkan konfigurasi IP yang unik. Kalau anda harus melakukannya manual satu persatu …wah bakal keriting tuch jari, tapi jangan kawatir bisa direbonding kok tuch jari. Belum lagi kalau ada perubahan konfigurasi missal perubahan IP pada DNS atau WINS, atau perubahawan gateway address; maka andapun harus mengubahnya satu persatu lagi. Itu pun kalau berjalan mulus kalau salah ketik saja dan terjadi IP yang sama maka IP conflict tak terhindarkan dan anda harus mencarinya dan mengubahnya.

Dengan cara memberikan sewa IP dari database sentral, DHCP server secara automatis mengelola IP address assignment termasuk default Gateway; Subnet mask; DNS server IP; WINS dan juga beberapa setting penting lainnya pada client computer dalam jaringan anda. Berikut ini dijelaskan proses leasing IP (minjam IP ke DHCP server oleh client computer).

1. DHCP Client mengirimkan pesan broadcast kejaringan suatu pesan paket yang namanya DHCPDISCOVER untuk mencari kalau ada DHCP server dalam jaringan tersebut

2. DHCP Server yang ada pada jaringan tersebut membalas dengan cara memberikan respon dengan paket DHCPOFFER

3. Kemudian client computer menerima tawaran DHCP server ini dengan mengirim paket konfirmasi DHCPREQUEST

4. DHCP server kemudian merespon balik dengan mengirim paket DHCPACK

5. Setelah umur sewa mencapai 50% dari masa sewa (biasanya secara default DHCP server memberikan lease period selama 8 hari), client computer tersebut melakukan perpanjangan sewa langsung ke DHCP server dengan mengirim paket DHCPREQUEST

6. DHCP server pun menerima ijin perpanjangan sewa IP ini dengan sinyal paket DHCPACK lagi

Berikut beberapa catatan penting mengenai DHCP server:

Jika DHCP server dalam suatu jarngan tidak diketemukan, maka suatu computer secara automatis akan mengadopsi IP address dari konfigurasi yang ada pada “alternate configuration”, dan jika tidak diketemukan maka computer tersebut akan menerima IP address secara automatis dari skema APIPA (Automatic Private IP Addressing) yang berada pada range address 169.254.0.1 until 169.254.255.254. APIPA ini merupakan skema IP address private yang tidak di route ke Internet.

Untuk DHCP server bisa melakukan tugasnya memberikan sewa IP address kepada client komputer, maka seorang administrator harus mendefinisikan scope IP address, suatu pool IP address. seperti dalam scenario diartikel mengenai design IP address, dimana Guinea Smelter ditentukan untuk memakai IP address antara 192.168.100.1 sampai 192.168.101.254 atau secara lazim ditulis 192.168.100.0/23, maka anda harus memasukkan IP pool pada rentang IP address tersebut dengan default subnet mask 255.255.253.0. Tentunya anda juga harus memberikan exclusion IP address yang bakal dipakai secara manual oleh beberapa piranti jaringan seperti IP address untuk router interface yang berada pada jaringan trusted private anda; beberapa server seperti DNS atau domain controller; server DHCP anda sendiri ataupun IP address static untuk beberapa Switch anda agar bisa di manage remotely dengan mudah.

Client computer akan menyewa IP address selama rentang waktu tertentu yang ditentukan oleh DHCP server. Jika masa sewa sudah menginjak 50% dari masa sewa, maka client computer tersebut akan memperbaharui masa sewa langsung ke DHCP server IP address yang sama. DHCP server akan memberikan masa sewa untuk periode sewa berikutnya.

DHCP Scope

DHCP scope adalah suatu IP address pool dalam suatu logical subnet seperti 192.168.100.1 sampai 192.168.100.254, yang bisa diberikan oleh DHCP server tersebut kepada client computer pada subnet tersebut. Scope IP ini sangat penting bagi DHCP server untuk memanage distribusi dan pemberian IP address sekalian konfigurasi parameter penting lainnya kepada client computer dalam jaringan.

Scope DHCP server menspesifikasikan rentang IP address yang tersedia untuk disewakan kepada clients computer. suatu IP address dalam scope yang sudah didefinisikan dan ditawarkan kepada client PC disebut suatu “lease”. Setiap “lease” mempunyai masa sewa tertentu dan client computer tersebut secara periodic harus memperbaharui masa sewa IP yang sama tersebut.

Suatu range tertentu bisa diset exclusion dalam suatu range scope yang telah didefinisikan jika anda sebagai admin tidak menginginkan range IP address tersebut disewakan kepada client. Exclusion range ini memastikan bahwa DHCP server tidak akan menawarkannya kepada client.

DHCP server juga bisa menyediakan IP address khusus untuk diapkai oleh device network dengan MAC address tertentu. Jadi anda bisa mencadangkan pemakaian IP address untuk MAC address tertentu. Fitur ini sangat bagus untuk dipakai oleh beberapa server; printer; dan piranti lainnya yang memerlukan IP address static.

Perlu diketahui bahwa DHCP server ini bersifat broadcast, sementara router secara default memblokir paket broadcast, maka DHCP tidak bisa melewati router. Untuk bisa melewatkan broadcast paket DHCP ini anda memerlukan piranti router yang compliant dengan RFC1542 atau DHCP relay agent untuk mem-forward paket broadcast dari DHCP ini.

Rumus keseimbangan beban (load balance)

Untuk memberikan fault tolerance pada layanan DHCP server dalam suatu subnet yang diberikan, anda bisa meng-konfigure dua DHCP server untuk melayani IP address pada subnet yang sama. Dengan membuat dua DHCP server, jika salah satu server tidak tersedia atau tidak berfungsi, DHCP server lainnya bisa mengambil alih tugas dan menlanjutkan penyewaan IP address kepada client yang membutuhkan atau memperpanjang sewa. Untuk menseimbangkan beban yang dipakai dalam hal ini, good practicenya adalah memakai rumusan 80/20 dalam membagi beban IP scope dari kedua server. Jika DHCP server #1 dikonfigure dengan IP address 80% ketersediaan, maka DHCP server #2 bisa dikonfigure dengan IP address sisanya yaitu 20%.

Sebagai contoh dalam scenario kita di Guinea Smelter dimana IP address range ditentukan antara 192.168.100.1 sampai 192.168.101.254, dan anda juga menentukan pemakaian static address antara IP 192.168.101.200 sampai 192.168.101.254 maka anda harus membuat Scope address antara 192.168.100.1 sampai 192.168.101.199 dengan subnet mask 255.255.253.0 untuk kedua DHCP server. Agar supaya kedua DHCP server comply dengan aturan 80/20, kedua DHCP server harus didefinisikan dengan scope range yang sama, akan tetapi exclusion range berbeda. Untuk DHCP server #1 dengan load sekitar 80% dan DHCP server #2 dengan load 20%.

DHCP #1

  • Scope 192.168.100.1 sampai 192.168.101.199
  • Exclusion range: 192.168.101.109 sampai 192.168.101.199

DHCP #2

  • Scope 192.168.100.1 sampai 192.168.101.199
  • Exclusion range: 192.168.100.1 sampai 192.168.101.108

Dengan aturan 80/20 ini diharapkan kedua DHCP server bisa melayani kebutuhan Clients dengan fault tolerant.

Konfigurasi Client Computers

Untuk konfigurasi client agar bisa menerima IP address secara automatic dari DHCP server, maka anda perlu mengkonfigurasi property TCP/IP dari LAN connection computer anda untuk bisa menerima IP dari DHCP server dengan memilih “Obtain an IP address Automatically” dan juga pada setting “Obtain DNS server Address Automatically”.

Migrasi dari konfigurasi APIPA atau “Alternate”

Jika suatu client computer telah dikonfigure untuk menerima IP address automatically begitu juga DNS server addressnya, dan network tidak menggunakan ICS (Internet Connection Sharing), anda cukup melakukan pembaharuan konfigurasi IP address (renew) agar menerima konfigurasi dari DHCP server.

Untuk memperbaharui IP address, ketikkan di command prompt:

C:> ipconfig /renew

Alternative nya, anda bisa restart computer anda dan konfigurasi IP dari DHCP server akan diterapkan saat computer reboot.

Mirasi dari konfigurasi ICS connection

ICS adalah koneksi sharing dari dial-up pada server yang memberikan akses Internet ke client computers dalam Jaringan dan secara automatic meng-konfigure client computer dengan suatu IP address pada subnet range 192.168.0.x. Karena konfigurasi ini akan bersaing dengan dengan layanan DHCP server, anda harus menghapus konfigurasi ICS pada server dan restart computer server sebelum instalasi component Windows DHCP atau menambah role DHCP server.

Akan tetapi procedure diatas tidak jarang tidak berhasil seperti yang diharapkan. Secara teori jika computer sudah di-setup untuk menerima IP address secara automatically, tidak ada lagi yang perlu dikonfigure kecuali cukup dengan reboot computer maka dia akan mendapatkan IP address dari DHCP server. Akan tetapi dalam prakteknya anda akan mendapati bahwa client computer dari ICS akan tetap memegang IP address dari konfigurasi ICS walaupun layanan DHCP server sudah di berikan. Untuk mengatasi hal ini, yang perlu anda lakukan adalah dengan memancing computer tersebut dengan memberikan IP statis secara manual setelah konfigurasi ICS dihapus; prosedur ini akan memutus koneksi ICS. Restart computer tersebut kemudian setelah itu anda kembalikan setting property dari TCP/IP nya untuk menerima IP address automatis dengan memilih opsi “Obtain an IP address automatically” dan juga “obtain DNS address automatically”. Dengan cara ini komputer anda akan migrasi dengan bersih untuk menerima IP address dari DHCP server segera setelah di reconfigure untuk menerima IP secara automatis.

Bagaimana cara instalasi DHCP Server? Klik disini.

indra aktifers Bersama


Alangkah indahnya bila kehidupan kita ini selalu terhiasi dengan kebersamaan, kepedulian dan persaudaraan..
dimana yang akan membawa kehidupan kita semua menjadi lebih ber'makna dan sempurna...


alankah indahnya bila setiap saat, setiap waktu, setiap jam, setiap menit ataupun setiap detik, kehidupan kita ini selalu terhiasi dengan indahnya kebersamaan.
bila mana kata orang sunda bilang
" sok jalankeun kahirupan maraneh t'eh ku cara pinuh babarengan, gotong royaong, pa tepang lawang pa amprok jonghok papanggih singsugih...
saucap kecap saampak jumarak...

yang artinya" pek jalankan kehidupan kita semua ini dengan penuh kebersamaan,gotong royaong, setiap ketemu hendaklah peduli...
nah itulah sebagian transletnya

jadi," bagaimana pun KEBERSAMAAN ITU ADALAH CERMIN KEHIDUPAN "


yang akan membawa hidup ini terasa lebih sempurna dan bermakna...

superman is dead bilang:


jika kita bersama nyalakalah sinyal tanda bahaya, musik akan menghentak anda akan tersentak dan kami tau anda bosan di jajali rasa yang sama , kami adalah kamu kita muda dan berbahaya..


ayo bangun dunia di dalam perbedaan jika satu tetap kuat kita bersinar
harus percaya hidup di dunia ini tak ada yang sempurna dan dunia kembali tertawa...bersama kebersamaan kehidupan kita bersama.. kami aktifrs bersama ingin mengajak anda semua dalam indahnya dunia kebersamaa

kebersamaan adalah cermin kehidupan
kebersamaan itu anugrah
kebersamaan itu kan membuat hidup ini asli dan bemakna
kebersamaan sinyal kekuatan brsama
kebersamaan Adalah ...............................????????


OKai,,,, thank udah kunjungi dan baca artikeL nie.... smoga dapat bisa anda mendapatkan hikmahnya..... aminn..
  1. Instalasi Active Directory Windows Server 2003l
Microsoft Windows Server 2003 tidak akan bekerja maksimal apabila Active Directory belum diinstalasi. Semua yang berhubungan dengan services dan domain ada dalam Active Directory ini. Jadi apabila Anda tidak menginstalasi Active Directory berarti komputer Anda hanya dijadikan Workgroup saja. Kalau dijadikan Workgroup, maka Active Directory tidak perlu diinstalasi.

Active Directory hanya bisa diinstalasi apabila sudah terpasang kartu jaringan (NIC) yang baik dan benar serta harddisk harus diformat NTFS. Untuk itu Anda harus menginstalasi Microsoft Windows Server 2003 dalam format NTFS.

Untuk menginstal Active Directory Microsoft Windows Server 2003 banyak caranya, bisa dengan mengetikan DCPROMO dari RUN, bisa juga dengan memanfaatkan fasilitas Manager Your Server. Untuk itu Anda bisa melakukan cara yang paling mudah saja.

Instalasi Active Directory

Setelah selesai menginstalasi Microsoft Windows Server 2003 dan tidak ada kesalahan, langkah selanjutnya adalah menginstalasi Active Directory. Ada dua cara yang bisa Anda lakukan untuk menginstalasi Active Directory ini. Pertama dengan menuliskan atau mengetikkan DCPROMO dari tombol RUN atau bisa juga dengan memanfaatkan fasilitas Wizard yang disediakannya. Sebagai gambaran berikut akan dijelaskan prosedur yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:

1. Jendela konfigurasi Windows Server 2003 dalam keadaan tampil
2. Pilih Add or remove a rool. Setelah Anda menekan tombol Add or remove a rool, komputer akan berkerja dan segera tampil tayangan berikutnya
3. Klik tombol Next apabila Anda sudah membaca semua yang tampil pada jendela tersebut. Biarkan komputer bekerja sehingga akan tampil semua komponen yang sudah dan belum Anda instalasi sebelumnya
4. Pilih Domain Control (Active Directory), karena sebelumnya Anda belum menyelesaikan pekerjaan tersebut. Setelah memilih Domain Control tadi klik Next untuk melanjutkan.
5. Klik lagi Next. Setelah itu komputer kembali akan bekerja, kemudian pada saat tampil pernyataan Active Directory Instalation Wizard tampil klik OK untuk melanjutkan pekerjaan Anda. Kemudian komputer akan menampilkan kotak dialog Welcome to Active Directory Installation Wizard.
6. Klik Next untuk melanjutkan. Microsoft Windows akan menampilkan kotak dialog Operating System Compatibility. Perhatikan kotak dialog tersebut dan jika sudah yakin klik Next untuk melanjutkan.
7. Pada saat tampil kotak dialog Domain Control Type, lalu pilih Domain Controller for a New domain
8. Klik Next untuk melanjutkan pekerjaan Anda. Kembali kotak dialog a Create a new domain tampil, Anda pilih Domain in a new Fores
9. Klik Next lagi, kemudian pada kotak dialog New Domain Name, ketikkan nama Domain Anda, misalnya DATAKOM.COM
10. Klik Next dan biarkan komputer bekerja dan jika tidak terjadi kesalahan atau bentrok, maka secara otomatis kotak dialog NetBIOS Domain Name akan terisi sama yaitu DATAKOM
11. Klik lagi Next. Setelah itu komputer akan menampilkan kotak dialog Database and Log Folders untuk menyimpan data yandg berhubungan dengan Database dan Log tersebut.
12. Klik Next untuk melanjutkan pekerjaan Anda. Kembali kotak dialog berikutnya bernama Shared System Volume akan tampil
13. Dari kotak dioalog Shared System Volume di atas Anda klik Next untuk melanjutkan. Kotak dialog DNS Registration Diagnostics segera tampil, jika Anda akan membuatnya secara otomatis DNS untuk Server Anda, maka Anda pilih Install and configure the DNS on this computer
14. Klik Next. Kemudian akan tampil pernyataan, apakah Server ini bisa digunakan oleh semua komputer berbasis Microsoft Windows 2000 dan 2003 ke bawah atau hanya Microsoft Windows 2000 dan 2003 saja. Dalam buku ini saya memilih agar semua komputer yang berbasis Windows 2003 ke bawah bisa join ke Server ini.
15. Klik Next. Kotak dialog untuk menuliskan Password Directory Services Restore Mode Administrator Password segera tampil. Untuk itu Anda ketikkan Password Anda di kolom yang telah disediakan, misalnya datakom2005, ketikkan sekali lagi password yang tadi, datakom2005. Jika kurang jelas Anda klik Active Directory Help.
16. Klik Next untuk melanjutkan.
17. Directory Services Restore Mode Administrator Password, yaitu menuliskan Password Directory Services Restore Mode Administrator Password
18. Klik lagi Next dan biarkan komputer bekerja. Di sini Anda bisa istirahat atau meninggalkan komputer untuk beberapa saat.
19. Setelah Anda menekan tombol Finish komputer akan menampilkan dua pernyataan apakah komputer akan di Restart atau tidak. Pilih dan klik Restart dan biarkan komputer melakukan boot secara otomatis.
20. Pada saat login Anda akan melihat perbedaan, di mana ketika sebelum Active Directory diinstalasi Anda tidak menemukan Domain, sedangkan setelah Active Directory diinstalasi, Domain yang Anda instalasi bernama DATAKOM akan tampil.
21. Pada saat Login pertama kali dan Anda melakukan instalasi Active Directory dengan memanfaatkan fasilitas Add or remove a rool, maka komputer akan sedikit lambat dan akan tampil tayangan selanjutnya, lalu untuk menutupnya Anda klik Finish.

IP Address pada Server

Sebenarnya IP Address untuk Server ini ketika proses instalasi Active Directory ditanyakan apakah akan langsung diisi atau tidak. Jika belum diisi pada saat instalasi tersebut Anda harus mengisinya.

Tujuan IP Address adalah memberi alamat untuk sebuah server atau komputer dalam suatu jaringan. Secara sederhana agar komputer dalam jaringan dapat dikenali oleh semua client dan dirinya sendiri harus diberi alamat. Alamat inilah yang dimaksud dengan IP Address. IP Address adalah nomor tertentu yang nantinya dijadikan patokan untuk memberi alamat pada Client yang ada dalam suatu jaringan LAN berbasis Client Server ataupun Workgroup.

Masalah pemberian IP Address atau pemberian alamat ini tidak bisa sembarangan, apalagi bila komputer Anda dijadikan Web Server. Maka jelas IP Address tersebut tidak asal memberikan saja, harus disesuaikan dengan kebutuhan dan aturan-aturan yang ada. Dalam contoh ini saya memberi IP Address untuk Server saya bernama DATAKOM dengan nomor 192.168.53.1. Maka nomor lain untuk semua Client harus mengacu pada nomor ini, misalnya untuk Client harus mulai dari nomor 192.168.53.11 sampai 192.168.53.100 atau sesuai dengan jumlah komputer yang akan dikoneksikan ke jaringan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai IP Address dan TCP/IP Anda bisa membaca buku saya tentang IP Address dan TCP/IP.

Jika ada dua server atau lebih Anda bisa menggunakan Child Domain (CDC) atau Primery Domain (PDC). Bahkan apabila Anda menginginkan backup juga bisa ditambahkan Backup Domain Controller (BDC), namun yang terakhir tidak saya jelaskan dalam buku ini.

Kemudian kalau Anda akan memasang ada dua server yang segmennya berbeda, maka Anda harus memberi IP dua segmen, artinya server A dengan nomor misalnya 192.168.53.1 dan dalam group ini semua Client harus diawali dengan IP 192.168.53.xx. Sedangkan untuk server B bisa menggunakan nomor 192.168.10.1 atau disesuaikan dengan kebutuhan, maka jika demikian nomor IP untuk Client group ini harus diawali dengan IP nomor 192.168.10.xx. Sedangkan untuk Subnet mask-nya adalah 255.255.255.0. Untuk mengetahui mengenai golongan IP Address ini Anda bisa membacanya di bagian sebelumnya.

Lalu kalau Anda mau menggabungkan dua server yang berbeda segmen, maka salah satu server harus dijadikan Router. Caranya Anda tidak perlu membeli Router melainkan cukup menambah 1 (satu) lagi kartu jaringan atau NIC di salah satu Server yang ada, misalnya di Server A dengan IP disesuaikan dengan server yang dijadikan Router tersebut.

IP Address

Agar komputer Server Anda bisa dikenali, maka harus diberi alamat berupa IP Address. Prosedur yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:

1. Dari Desktop klik kanan mouse tepat di atas indikator LAN di sudu kanan layar Anda. Setelah itu akan tampil kotak dialog Local Area Connection Status. Atau Anda bisa masuk melalui tombol Start, lalu pilih Connect to dan pilih Show all connection. Setelah itu klik kanan tepat di atas Local Area Connection dan pilih Properties.
2. Pilih dan klik Properties. Setelah itu akan tampil jendela Local Area Connection Properties akan tampil.
3. Klik Show icon in taskbar when connected untuk menampilkan tanda Local Area Connection di taskbar
4. Klik Internet Protocol (TCP/IP)
5. Klik Properties. Setelah itu akan tampil kotak dialog Internet Protocol (TCP/IP) Properties
6. Klik Use the following IP Address
7. Ketikkan di kolom IP Address 192.168.53.1
8. Klik tab di papan ketik
9. Kolom Subnet mask tidak perlu Anda isi, dengan menekan tab Subnet mask 255.255.255.0 secara otomatis sudah terisi

Mengisi DNS Server

Untuk mengisi DNS services ini bisa langsung di tab General di kolom Preferred DNS server. Namun demikian Anda juga bisa menggunakan cara yang akan saya jelaskan berikut ini:

1. Klik tab Advanced. Setelah itu akan tampil kotak dialog Advanced TCP/IP Setting
2. Klik tab DNS
3. Klik Add
4. Ketikkan 192.168.53.2 pada kolom di bawah DNS server
5. Klik Add
6. Klik OK untuk menutup kotak dialog tersebut
7. Klik OK
8. Klik OK sekali lagi untuk menutup kotak dialog Local Area Connection Properties sekaligus menyimpan ketentuan seting yang telah Anda lakukan

Coba periksa apakah pekerjaan Anda telah sukses atau belum. Caranya ketikkan PING 192.168.53.1 dari RUN Anda harus mengonfigurasi dan memeriksa kartu jaringan (NIC) atau LAN Card, kabel dan lain-lain yang digunakan dalam komputer Anda. Sampai di sini penjelasan mengenai instalasi Active Directory ini. Keterangan dan settings yang berhubungan dengan Active Directory akan saya jelaskan di bagian selanjutnya.

Setup Windows Server 2003 – Bagian 1

Posted on 11th July 2007 by Ilham Rizqi Sasmita
65

Artikel ini adalah tutorial singkat mengenai instalasi Windows Server 2003 ke komputer PC untuk digunakan dalam sistem Voucha II. Jika Anda menggunakan server built-up seperti IBM xSeries atau Dell PowerEdge, anda harus baca manual instalasi yang disertakan bersama server tersebut. Instalasi ini dapat diterapkan pada :

  1. Windows Server 2003 x86
  2. Windows Server 2003 x86 Service Pack 1
  3. Windows Server 2003 x86 R2
  4. Windows Server 2003 x86 Service Pack 2

Instalasi Windows Server 2003 hampir mirip dengan instalasi Windows XP dan sama mudahnya. Hal-hal yang perlu Anda siapkan:

  1. CD/DVD instalasi Windows Server 2003 (Enterprise Edition)
  2. CD/DVD driver untuk motherboard, video card, sound card, ethernet card, dll.
  3. PC dengan RAM minimum 256 (disarankan 512MB atau lebih), hardisk 20GB (disarankan 40GB atau lebih), video card true-color dengan resolusi 1024×768.

Baiklah mari kita mulai:

Boot komputer dengan CD Windows Server 2003

Atur konfigurasi BIOS agar melakukan boot ke CD/DVD ROM. Masukkan CD/DVD Windows Server 2003. Anda akan mendapatkan layar selamat datang di setup Windows Server 2003.

Windows Server 2003

Tekan tombol ‘ENTER’ di keyboard. Anda akan menuju ke layar EULA

Windows Server 2003

Tekan ‘F8′ di keyboard untuk persetujuan lisensi Windows Server 2003.

Membuat Partisi

Jika hardisk Anda masih kosong, anda harus membuat partisi untuk sistem Windows Server 2003. Tekan ‘C’ untuk membuat partisi dan masukkan ukuran partisi yang dibutuhkan, misal 10000MB (1GB).

Windows Server 2003

Jika sudah selesai, tekan ‘ENTER’.

Format partisi tersebut dengan filesystem NTFS dengan metode quickformat.

Windows Server 2003

Tekan ‘ENTER’. Windows Server 2003 Setup memformat partisi hardisk Anda.

Windows Server 2003

Setelah format selesai, Windows Server 2003 Setup meng-copy file-file ke partisi Windows.

Windows Server 2003

Setelah selesai, Windows Server 2003 Setup akan me-restart komputer dan boot ulang.
Windows Server 2003

Windows Server Setup GUI

Windows Server 2003

Tunggu beberapa saat sampai muncul Wizard berikut:

Windows Server 2003

Pilih ‘Customize’, dan lakukan setting seperti screen di bawah ini.

Windows Server 2003

Klik ‘OK’, kembali ke layar sebelumnya dan klik ‘Next’.

Windows Server 2003

Isi dengan Nama Anda dan Nama Perusahaan Anda. Kemudian klik ‘Next’.

Windows Server 2003

Isi dengan CD key Windows Server 2003 yang disertakan bersama CD Windows Server 2003. Klik ‘Next’

Windows Server 2003

Pilih Licensing Mode ‘Per Server’ dan isi dengan jumlah koneksi yang dibutuhkan. Klik ‘Next’.

Windows Server 2003

Isi ‘Computer Name’ dan password untuk Administrator. Klik ‘Next’.

Windows Server 2003

Pilih ‘Time Zone’ dengan (GMT +07:00 ) Bangkok, Hanoi, Jakarta. Klik ‘Next’. Setup akan melakukan instalasi Network.

Windows Server 2003

Windows Server 2003

PIlih ‘Custom settings’ dan klik ‘Next’.

Windows Server 2003

Pilih komponen ‘Internet Protocol (TCP/IP)’ dan klik ‘Properties’.

Windows Server 2003

Isi ‘IP address’, ‘Subnet mask:’, ‘Default gateway:’ sesuai konfigurasi network Anda. Klik ‘OK’. Kemudian klik ‘Next’.

Windows Server 2003

Isi nama Workgroup yang diinginkan, misalnya : ‘VOUCHA’. dan klik ‘Next’.

Windows Server 2003

Setup mencopy file-file komponen ke partisi Windows. Setelah itu Setup akan melakukan restart dan boot ulang komputer Anda.

Windows Server 2003

Selamat, Anda berhasil melakukan instalasi Windows Server 2003!

Ikuti langkah selanjutnya di Setup Windows Server 2003 – Bagian





Setup Windows Server 2003 – Bagian 2

Posted on 16th July 2007 by Ilham Rizqi Sasmita
35

Pada Setup Windows Server 2003 – Bagian 1, kita telah melakukan instalasi Windows Server 2003 dengan konfigurasi standar. Beberapa konfigurasi lainnya masih harus dicustomize agar sesuai dengan kebutuhan sistem yang diharapkan.

Pada bagian ke-2 ini, kita akan melakukan instalasi beberapa komponen tambahan yang diperlukan dan melakukan beberapa konfigurasi minimum untuk Windows Server 2003.

Instalasi Windows Server 2003 Service Pack 2

  1. Masukkan CD Windows Server 2003 Service Pack 2
  2. Jika Autorun tidak aktif, jalankan melalui menu Start.
    Caranya:
    1. Klik ‘Start’->’Run
    2. Klik ‘Browse’. Pilih lokasi CD-ROM, dan pilih file ‘SRSP2.CMD’
  3. Setup akan mengekstrak file-file instalasi dan menampilkan kotak dialog seperti berikut.
    Instalasi Windows Server 2003 Service Pack 2Instalasi Windows Server 2003 Service Pack 2
  4. Klik ‘Next’ dan lanjutkan sampai selesai.
  5. Restart

Instalasi Driver

Anda harus melakukan instalasi driver-driver hardware di komputer dengan CD/DVD instalasi hardware bersangkutan. Jika driver untuk Windows Server 2003 tidak ditemukan, coba dengan driver untuk Windows XP atau download dari website vendor bersangkutan.

Instalasi Internet Information Service (IIS)

  1. Jalankan ‘Add or Remove Programs’ dari Control Panel
  2. Klik button ‘Add/Remove Windows Components’
  3. Double click ‘Application Server’
    Instalasi Microsoft IIS
  4. Double click ‘Internet Information Service (IIS)’
    Instalasi Microsoft IIS
  5. Pilih ‘File Transfer Protocol (FTP) Service’
    Instalasi Microsoft IIS
  6. Klik OK.

Membuat Partisi

Partisi untuk dokumen, database, dan file-file temporer sebaiknya dipisah. Untuk membuat partisi di Window

s Server 2003, ikuti langkah berikut:

  1. Jalankan ‘Control Panel’->’Administrative Tools’->’Computer Management’
  2. Pilih ‘Disk Management’
    Membuat Partisi di Windows Server 2003
  3. Klik ‘Disk 0′ pada daftar disk dan klik kanan.
  4. Pilih ‘New Partition’
  5. Pilih ‘Extended Partition’, isi ukuran partisi yang dibutuhkan dan klik ‘Next’
  6. Pilih filesystem ‘NTFS’.
  7. Ulangi langkah 1-6 untuk partisi yang lain.

Membuat User Account

Anda harus membuat user account khusus untuk pemakaian biasa dan jangan gunakan account Administrator. Gunakan account Administrator jika diperlukan, misalnya instalasi software atau hardware.

  1. Jalankan ‘Control Panel’->’Administrative Tools’->’Computer Management’
  2. Pilih ‘Local Users and Groups’
    Membuat user di Windows Server 2003
  3. Pilih ‘Users’
  4. Klik kanan di daftar user dan pilih ‘New User’
  5. Isi dengan nama user yang Anda inginkan.
    Membuat user di Windows Server 2003
  6. Klik ‘Create’

Selamat, Windows Server 2003 telah siap digunakan sebagai Server. Untuk menggunakan Voucha II, Anda perlu melakukan instalasi Microsoft SQL Server 2000 dan Microsoft SQL Server 2000 – Service Pack 4.

Baca juga artikel sebelumnya: Setup Windows Server 2003 – Bagian 1



Minggu, 11 April 2010

Senao EnGenius EOC-2610

engenius1Ada mainan baru lagi. Seorang pemilik beberapa jaringan warnet meminta saya memasang wireless radio. Dari sekian banyak yang sudah terinstalasi, yang biasanya hanya menggunakan wireless indoor yang ‘difungsikan’ sebagai wifi outdoor, kali ini akan mencoba menggunakan merk Senao EnGenius Outdoor EOC-2610.

Dari berbagai merk yang sudah saya coba seperti Smartbridges, Dlink, Compex, Senao, Linksys, Minitar, JAHT dan Airlive, hanya Senao EOC-2610 ini bisa ‘bermain’ di 2 chanel, yakni 2,3 dan 2,4 GH (atau mungkin juga merk2 tersebut punya produk 2,3-5 GH yang kebetulan saya belum coba). Jika saat ini traffic 2,4 GH terasa begitu padat, maka kanal 2,3 GH bisa menjadi pilihan yang ‘aman’. Masalah regulasi nanti saja dulu :) , toh disini regulasi selalu muncul belakangan ketika masalah sudah terlanjur ruwet.

Bentuk fisik dan menu web-based yang ditawarkan Senao EOC-2610 mirip dengan Motorola Canopy. Antena bisa menggunakan internal (included) maupun Antena Outdoor sebagi penguat sinyal jika jarak Access Point ke Client Bridges cukup jauh. perubahan penggunaan antena tambahan bisa diatur dengan suatu tombol switching yang berdampingan dengan tombol reset. Opsi jarak yang tersedia 1-30 km. Kebetulan mau dipasang pada jarak kurang dari 1 km- LoS, jadi saya pilih range opsi 1 km dan nggak perlu antenna outdoor. Ada beberapa security yang ditawarkan diantaranya mac address filtering. Radio ini menggunakan Atheros AR2316 Single chip, Memory 32MB SDRAM, dan Flash 8 MB. EOC-2610 juga sudah support dengan WEP, WPA, WPA-PSK, dan WPA2-PSK.

Saya coba test ‘ping’ radio ini bisa menerima packet 40 Mb, kalo gak salah maksimal packet yg bisa diterima 65 Mb.

Manual EOC-2610 bisa dilihat disini EOC-2610_UsersManual_20081211







Mengenal Engenius Senao EOC 2610


Setelah kehadiran Nano Station yang cukup fenomenal, maka pabrikan Engenius gak mau kalah, mereka melaunching produk yang hampir mirip, yakni Senao EOC 2610, bentuknya bisa dilihat di gambar atas. Bedanya dengan Nano Station2 adalah powernya dari EOC ini lebih gede hingga 600 mw atau 28 dBm, bandingkan dengan Nano Station2 yang "hanya: 400mw atau 26dBm.
Fasilitas atau fitur-fitur yang lain hampir sama dengan Nano station.

Keunikan dari produk ini adalah kita bisa men-set-nya sesuai wilayah Region/Country, setting seperti ini jarang dimiliki oleh produk sejenis, ada lagi yang unik seperti setting "Spanning Tree Setting" yang berguna untuk mencari jalur terpendek dari sebuah lintasan, sehingga dengan kata lain hal ini digunakan untuk mencari solusi untuk membuat jaringan agar tidak memakan banyak jalur. Kemudian Operation mode dari radio buatan Taiwan meliputi; Access Point, Client Bridge dan Client Router.

Pada":Wireless Advanced Settings", kita juga menemukan berbagai fitur sepertil Data Rate yang berguna untuk menentukan besaran kecepatan trasfer rate data, hingga 108Mbps, bandingkan dengan Nano Station yang hanya 54Mbps, kemudian Transmit Power, dimana default dari Access Point ini hanya 20dBm, kondisi ini bisa dimaksimalkan hingga 28dBm (600mw) dimana besar powernya semakin jauh jangkauannya, lalu kesamaan dengan Nano Station, pada bagian ini kita juga bisa men-set perangkat ini untuk disesuaikan dengan jarak tempuhnya, mulai dari
1 Km hingga 30 Km.

Sementara untuk Securitynya sama dengan perangkat Wifi lainnya, EOC 2610 juga sudah support dengan WEP, WPA, WPA-PSK, dan WPA2-PSK. Jika berfungsi sebagai AP, maka kita juga bisa membatasi perangkat client yang terhubung berdasar MAC Address, yakni pada fitur "Wireless MAC Filter".
Secara fisik EOC 2610 sudah dilengkapi dengan antena panel sebesar 10dBi, jadi kita gak perlu nambahin antena lagi, karena antena yang sudah ada sekarang cukup besar powernya, cukup kalau untuk jarak antara 0-9 Km, kalau ingin menambah range jangkauannya anda bisa menambahkan antena Outdoor seperti Omni, Grid, Yagi dll, karena radio ini sudah dilengkapi dengan konektor SMA, jadi kita membelikan pigtail SMA Female untuk koneksi ke antena tambahan. Beda dengan Nano Station perubahan penggunaan antena tambahan bisa diatur dengan suatu tombol switching yang berdampingan dengan tombol reset, jadi performa radio ini dengan antena tambahan lebih meyakinkan dibanding dengan Nano Station. Kerennya EOC 2610 dilengkapi dengan chipset berkualitas yakni
Atheros AR2316 Single chip, Memory 32MB SDRAM, dan Flash 8 MB, setidaknya dengan persenjataan ini diharapkan Radio ini memiliki performance prospektif, tinggal waktu yang akan membuktikan. Namun pengalaman pendek juga membuktikan seorang user kami di Porong, Sidoarjo, menggunakannya diinstall berdampingan dengan Omni Finetic, mampu mencapai jangkauan 5 Km pada kondisi power hanya di-Set 25dBm atau hanya separuhnya belum maximal ke 28dBm, dengan Client menggunakan Edimax 7206APg dan Antena Grid Korea 25dBi.
Lampu indikator Link Quality juga menambah daya tarik perangkat Engenius ini, dengan indikasi : Warna Hijau menunjukkan kualitas link yang bagus, Kuning menunjukkan Sedang, dan Merah menunjukkan kualitas koneksi yang kurang baik. Keistimewaan berikutnya adalah Adaptornya memiliki daya yang cukup besar yakni 24Volt, ini menunjukkan keseriusan pihak Engenius untuk menjadikannya sebagai perangkat Outdoor.
Adapun saran kami mengingat besarnya gain power yang dimiliki hingga 600mw, maka gunakanlah secara bijaksana, seperlunya saja, jangan menggunakannya secara maximal kecuali jika kondisi mendesak, perhatikanlah lingkungan sekitar anda yang pasti akan terganggu jika anda menggunakannya dengan tidak bijak.
Sayangnya EOC 2610 ini tidak dilengkapi dengan fitur WDS atau repeater, tapi bisa dimaklumi juga dengan harga cukup murah kita bisa mendapatkan radio ber-power gede.


Kamis, 08 April 2010

Konfigurasi Wireless Access Point

Ada dua buah perangkat wireless, satu buah jenis wireless Access Point (AP) dan sebuah lagi Wireless Cable/DSL Router. Kedua perangkat ini sudah lama tidak difungsikan secara optimal, langsung saja timbul rasa penasaran untuk melakukan konfigurasi AP. Model dan merk perangkat wireless tidak disebutkan, karena tidak dapat fee dari vendor dan memungkinkan exploitasi menjadi lebih mudah oleh pengakses ilegal yang ada di area sekitar kantor he.. he..

Konfigurasi pertama dilakukan terhadap AP, ada passwordnya, password default telah berganti, tidak perlu bertanya ke konfigurator sebelumnya, cari cara untuk melakukan reset ke default factory setting di google.com, dapat beberapa informasi dari forum/milis, setelah dicoba akhirnya konfigurasi AP kembali ke setting awal.

Interface untuk mengatur setting AP dilakukan dengan memasukkan alamat IP perangkat AP melalui browser, beberapa konfigurasi dilakukan, diantaranya dengan:
1. Mengatur supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
2. Mencoba fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access (WPA)
3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses
4. dsb
Beberapa konfigurasi yang dibuat tidak bekerja dengan baik, misalnya meski DHCP server telah diatur, AP tidak memberikan IP sesuai dengan alokasi yang ditentukan.
Upgade Firmware
Biasanya perangkat yang mempunyai firmware semacam AP akan menyediakan upgrade firmware untuk melakukan perbaikan, bahkan dengan upgrade firmware akan ada fungsi tambahan atau baru. Langsung saja cari firmware terbaru untuk AP di website vendor. Ternyata sudah ada beberapa release terhadap firmware lama yang ada di AP, download firmware versi terakhir. Firmware yang di download berbentuk file executable, jalankan file tersebut akan melakukan decompress dan menghasilkan file README dan firmware update.
Proses upgrade dapat dilakukan secara mudah, yaitu langsung dilakukan melalui browser, masukkan file firmware update, kemudian klik sumbit, dalam waktu kurang dari satu menit proses upgrade selesai dan firmware baru langsung terpasang. Reset ke default factory setting dilakukan sesuai rekomendasi Vendor yang ada di file README.
Upgrade firmware memberikan hasil yang sangat memuaskan, yaitu DHCP server dapat berfungsi dengan baik dan tersedianya fasilitas tambahan/baru yaitu perangkat wireless sekarang fungsinya menjadi tiga jenis:
1. Access Point (fungsi default)
2. Client Bridge Mode
3. Repeater Mode
AP dan Komputer Server
Saat ini AP telah berfungsi dengan baik dan benar, selanjutnya ada keinginan untuk menyiapkan sebuah komputer untuk dijadikan sebuah server yang akan menyediakan fungsi untuk:
1. Pengelolaan user
2. Pengelolaan akses
3. Proxy dan Firewall
4. Pengelolaan authentifikasi
5. Mencatat log/history akses
6. Menyediakan fitur billing
Adakah pembaca yang telah melakukan/memasang aplikasi terpadu open source untuk Linux untuk kebutuhan seperti ini? jika ada, ditunggu komentarnya.

ini adalah cara share koneksi internet kabel dengan 2 LAN card pada windows XP.
ada 4 langkah
1. Jaringan default dari kabel ISP
2. Setting windows agar bisa share koneksi
3. Setting IP pada tiap LAN card
4. Hubungkan LAN kedua dan silakan browsing
Jaringan default dari kabel ISP
ISP via tv kabel -> cable modem -> LAN card komputer pertama. pastikan internetnya sudah hidup dan sudah bisa browsing.

Setting windows agar bisa share koneksi
Start -> Programs -> accessories -> Communications -> Network Setup Wizard
Next sampai muncul windows berikut.

pilih sesuai petunjuk pada gambar

defaultnya adalah LAN card yang konek ke internet. tinggal next saja sampai selesai. kalau minta di save ke disket di tolak jawab NO dan finish.
pastikan Internet Connection Sharing pada LAN properties pada komputer pertama yang terhubung ke cable modem terpilih.
cek “Allow other network users to connect through this computer’s Internet connection”

Setting IP pada tiap LAN card
Setting LAN card yang ke internet (komputer 1) – default dari teknisinya.
- Obtain an iP address automaticaly
- Obtain DNS Server Address Automatically
Setting LAN card yang menuju Komputer Lain (komputer 1) :
IP Address : 192.168.0.5
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : Kosongin aja
DNS : Kosongin aja
Setting LAN card pada Komputer Lain (komputer 2,3,4,5,dsb):
IP Address : 192.168.0.10
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.0.5
Prefered DNS server : Samakan dengan DNS pada LAN card yang konek ke internet
Alternate DNS server : Samakan dengan DNS pada LAN card yang konek ke internet
Hubungkan LAN kedua dan silakan browsing
sambungkan LAN card antara komputer 1 dan komputer 2 dengan menggunakan kabel cross. silakan browsing.
tambahan :
bagi yang tidak tau cara setting IP
Start -> Settings -> Control Panels -> Network Connections
Klik kanan -> Properties (pada Local Area Connection)
pada Tab -> general
cari This connection use the following items -> Internet Protocol [TCP/IP]
klik properties -> pada tab general pilih obtain an iP address automaticaly
ini setting yang DHCP, untuk yang statik pilih Use this following IP address.

bagi yang tidak tau cara liat DNS
Start -> Settings -> Control Panels -> Network Connections
klik kiri 2x pada LAN card yang konek ke internet
pada Tab -> SUpport
ada tombol detail, disana ada yang namanya DNS servers, itulah DNS dynamic yang diberikan oleh ISP anda.
note:
1. gunakan kabel cross untuk menghubungkan lan card pc1 dan lan card pc ke 2.
2. gunakan kabel straight untuk menghubungkan cable modem dan lan card pc1
ringkasan :
1. pastikan koneksi internet dari ISP sudah jalan.
2. share koneksi pada LAN card pertama. (liat pada bagian Setting windows agar bisa share koneksi)
3. setting IP, subnet mask, gateway dan dns pada tiap LAN card.
4. selamat internet anda sudah di share.
5. jangan lupa gunakan kabel cross untuk menghubungkan lan card pc1 dan lan card pc2


Konfigurasi Access Point Linksys WRT54G

From SpeedyWiki

Jump to: navigation, search

Linksys http://www.linksys.com adalah salah satu pembuat WiFi ter-favorit di dunia. Dalam contoh ini digunakan WRT54G Wireless-G Broadband Router. Perlu di catat bahwa AP Linksys ini adalah sebuah router.

Sebagai sebuah router mempunyai banyak fasilitas seperti kemampuan routing, firewall, DCHP. Pada dasarnya kita dapat menggantikan sebagian besar fungsi gateway Linux dengan sebuah Linksys.

Linksys WRT54G dapat dikonfigurasi melalui interface Web dengan alamat default 192.168.1.1 (jika tidak di ubah).

Halaman pertama adalah setup page. Melalui setup page ini kita dapat mengkonfigurasi time zone, konfigurasi Internet connection, konfigurasi LAN, dan konfigurasi wireless.

Ada beberapa tipe sambungan yang mungkin pada konfigurasi Internet Connection, seperti, menggunakan IP statik atau IP automatic / IP dynamic melalui DHCP server di ISP. Tampak pada gambar digunakan IP statik pada sambungan Internet.

Konfigurasi LAN cukup sederhana, yang perlu kita lakukan adalah menset IP address dan subnetmasknya saja.

Konfigurasi wireless tidak berbeda jauh dengan konfigurasi Access Point biasa. Kita perlu menset channel dan ESSID dari peralatan. Untuk mengamankan Access Point, kita dapat mendisable ESSID broadcast sehingga hanya mereka yang tahu tentang Access Point kita yang dapat mengakses-nya. Wired Equivalent Privacy (WEP) dapat di aktifkan pada titik ini.

Halaman selanjutnya adalah security page, kita dapat mengkonfigurasi beberapa parameter berkaitan dengan keamanan, seperti, administrator password, tipe dari Virtual Private Network (VPN) traffic yang di ijinkan, konfigurasi dari De-Militarized Zone (DMZ) juga firewall sekala kecil.

System page adalah halaman selanjutnya dari Interface Web Linksys WRT54G. Kita dapat meninggalkan proses konfigurasi system ini. Kita perlu menggunakan fasilitas ini kita kita ingin mengupgrade firmware, mengubah Maximum Transmission Unit (MTU) dari Interface, dan mengaktifkan / me-non-aktifkan agar paket multicast dapat lewat.



Halaman selanjutnya adalah DHCP Server page. Pada Linksys WRT54G Access Point telah tersedia DHCP server. Jika kita ingin mengaktifkan DHCP server, kita perlu memberikan range dari IP address yang dialokasikan untuk workstation yang tersambung, dan DNS server bagi workstation di jaringan.







Kita dapat melihat semua status dari konfigurasi yang ada pada Status Page.




Pada halaman Advances Wireless configuration Page, kita dapat mengkonfigurasi parameter wireless yang lebih advance, seperti, RTS Threshold dan Fragmentation Threshold untuk beroperasi pada jaringan yang congested, interval beacon untuk broadcasting ESSID dari Access Point, kecepatan data pada Wireless LAN.




Dalam bagian Advance Setting page, kita dapat mengaktifkan tabel MAC Filtering. MAC Filtering dapat digunakan untuk membatasi akses agar hanya workstation / node yang kita ketahui MAC address-nya saja yang dapat mengakses Access Point.




Tabel MAC relative sederhana, dan dapat di isi dengan memasukan MAC address client yang di ijinkan untuk mengakses.




Dalam beberapa hal Modem ADSL maupun Access Point biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas seperti Firewall, Access Control, MAC Filter, DHCP Server. Tapi untuk fungsi-fungsi yang kompleks, terutama di RT/RW-net biasanya akan sangat memerlukan bandwidth manajemen agar pengguna / pelanggan tidak sembarangan mengambil bandwidth yang ada. Maka kita sering kali memerlukan router sederhana yang dipasang sesudah modem ADSL sebelum disebarkan ke tetangga.
Salah satu router yang dapat ditambahkan untuk mengatur bandwith tersebut yaitu produklinksys dengan tipe WRT54GL yang sangat banyak digunakan bagi para pengguna open source, keistimewaan dari router ini karena firmwarenya dapat dirubah dengan mengisi firmware open source linux yang tentunya akan jauh lebih baik, walaupun default dari firmwareWRT54GL maupun WRT54G tidak jauh berbeda router linksys lainnya seperti linksys BEFW11S4.
Akses ke Linksys WRT54GL yang akan diubah firmware-nya dapat dilakukan dengan menyambungkan sebuah komputer ke Linksys WRT54GL tersebut, kemudian melakukan akses ke konfigurasi Web dapat dilakukan dengan mengarahkan browser ke IP addrses 192.168.1.1.
Untuk masuk ke Web, kita perlu memasukan username & password administrator. User & password administrator default adalah:
Username: root
Password: admin
Tampilan menu Web yang pertama kali ditampilkan adalah Status setup peralatan, dimana disitu kita dapat melihat status router, status wireless, status servis, dan status memory. Banyak yang dikonfigurasi adalah submenu basic setup pada menu setup yang mengkonfigurasi jaringan ke arah Internet maupun jaringan LAN lokal.
Sambungan ke arah Internet kita dapat mengkonfigurasi agar Automatic Configuration – DHCP: Konfigurasi automatis / DHCP memungkinkan kita untuk memperoleh IP address automatis dari Router / modem ADSL / 3G .
1. Host Name: Biasanya kosong, atau diberi oleh ISP.2. Domain Name: Biasanya kosong, atau di beri oleh ISP.
3. Konfigurasi jaringan lokal kita dapat mengkonfigurasi
4. Local IP Address: IP address dari router.
5. Subnet Mask: Subnet mask dari router.
6. DHCP Server: Mengaktifkan DHCP server di router.
7. Start IP Address: Mulainya IP address DHCP Server.
8. Maximum DHCP Users: Jumlah maksimum IP address di DHCP Server.
9. Time Settings: Zona waktu, biasanya menggunakan waktu lokal atau waktu UTC.
10. Pada submenu DDNS Service pada menu service, memungkinkan kita menggunakan DDNS.
DDNS memungkinkan kita untuk mengakses router atau jaringan kita dari Internet dengan menggunakan domain name / hostname tidak menggunakan IP address. Servis DDNS membantu proses manajemen domain / hostname dengan IP address yang berubah-ubah.
Kita perlu sign-up ke DDNS server melalui beberapa provider, seperti DynDNS.org, freedns.afraid.org, ZoneEdit.com, No-IP.com atau kita definisikan sendiri.
Submenu MAC Clone pada menu Setup, memungkinkan untuk mengubah MAC addess sambungan WAN yang kita gunakan.
Beberapa ISP menggunakan MAC address untuk memfilter / mengijinkan pelanggan mengakses jaringannya. Kadang kala jika kita mengganti peralatan dengan yang baru / yang lain, kita perlu mendaftarkan MAC address yang baru dari peralatan pengganti ke ISP tersebut. Dengan fasilitas MAC Clone kita tidak perlu mendaftarkan MAC address peralatan yang baru, tapi cukup mengubah MAC address peralatan kita agar sesuai dengan MAC address peralatan kita yang lama.
Melalui submenu advanced routing pada menu gateway kita dapat menset mode operasi WRT54GL yang kita gunakan apakah sebagai gateway atau router. Pada umumnya kita cukup menggunakan mode operasi gateway saja.
Mode operasi router digunakan jika kita menginginkan secara automatis WRT54GL memberitahukan semua router di jaringan bahwa ada jaringan RT/RW-net di belakang WRT54GL. Hal ini biasanya tidak kita inginkan.
Pada menu routing statik, kita dapat memasukan sampai dengan 20 routing statik. Yang perlu kita masukkan adalah informasi mengenai ;
1. Select set number: Nomor unik untuk routing s/d 20.
2. Route Name: Nama untuk routing yang kita buat.
3. Destination LAN IP: IP address atau IP network yang di tuju
4. Subnet Mask: Menentukan host / bagian network.
5. Gateway: Router yang menjadi gateway ke IP yang dituju.
6. Interface: Interface yang digunakan untuk routing ini.
Pada submenu basic settings dari menu Wireless, kita dapat mengkonfigurasi beberapa setting mendasar dari Access Point yang terdapat di WRT54GL. Beberapa parameter yang dapat dikonfigurasi adalah,
1. Wireless Mode: Sebagai Access Point atau Client.
2. Wireless Network Mode: Mengaktifkan mode B, G.
3. Wireless Network Name (SSID): Nama / SSID jaringan Wireless.
4. Wireless Channel: Channel yang digunakan.
5. Wireless SSID Broadcast: Membroadcast SSID atau tidak, hali ni dilakukan terutama untuk mengantisipasi bahaya hacker.
6. Sensitivity Range: Mengatur jarak jangkauan.
Melalui submenu Wireless Security pada menu Wireless, kita dapat mengaktifkan fasilitas keamanan pada jaringan Wireless.
Security Mode: Dapat dipilih apakah menggunakan WPA Pre-Shared Key, WPA Radius, WPA2 Pre-Shared Key Only, WPA2 Radius Only, WPA2 Pre-Shared Key Mixed, WPA2 Radius Mixed atau Radius dan WEP. Semua peralatan Wireless di jaringan harus mempunyai fasilitas security yang sama.
Submenu MAC Filter pada menu Wireless memungkinkan kita untuk memfilter pengguna / user berdasarkan MAC address. Dengan cara tersebut, tidak sembarang user pada tersambung ke Access Point yang kita operasikan. Untuk memasukan MAC address pelanggan, dapat dilakukan dengan cara menekan tombol Edit MAC Filter list.
Pada submenu Advanced Settings pada menu Wireless, kita dapat banyak mengkonfigurasi banyak hal, sebagian besar parameter di Advanced Setting ini tidak perlu diubah untuk aplikasi biasa-biasa saja. Dengan mengubah TX Power dikecilkan agar jangkauan menjadi terbatas supaya tidak banyak orang yang bisa mengakses Interent melalui Access Point yang kita managed.
Beberapa parameter yang dapat dikonfigurasi antara lain adalah tipe authentikasi, kecepatan, CTS, RTS, fragmentation, TX antenna, RX antenna, maximum client, radio time restriction yang dapat mengatur kapan wireless access di ijinkan kapan dimatikan.
Pada submenu WDS (Wireless Distribution Sistem) dari menu Wireless memungkinkan kita mendistribusikan akses Wireless dengan cara merelay ke berbagai Access Point yang ada di jaringan. Masing-masing Access Point harus diaktifkan fasilitas WDS dan di enable untuk menyambung ke MAC address Access Pount yang lain.
Kita perlu memasukan semua MAC address Access Point yang masuk dalam jaringan WDS tersebut. Melalui teknik ini kita dapat membangun jaringan mesh Wireless yang cukup besar.
Pada submenu security pada menu security kita dapat mengaktifkan proteksi dari firewall. Di samping itu, ada beberapa filter tambahan yang dapat juga di aktifkan yaitu filter proxy, filter cookies, filter java applets, dan filter ActiveX.
Dari Internet, kita dapat memblock berbagai permintaan sambungan dari Internet yang anonymous, memfilter multicast, memfilter IDENT, memfilter NAT redirection.
Dengan teknik-teknik filtering ini akan menambah kenyamanan kita berselancar ke Internet karena berbagai virus, trojan dan serangan dari Internet dapat sangat diminimisasi.
Pada submenu VPN (Virtual Private Network) dari menu security, kita dapat mengijinkan beberapa protocol VPN seperti IPSec, PPTP dan L2TP agar dapat menembus router. Dengan teknik ini maka semua peralatan komputer dapat saling berkomunikasi menggunakan VPN.
Pada menu Access Restriction kita dapat memasukan sampai dengan sepuluh (10) kebijakan akses. Pada menu status kita dapat men-disable & meng-enable kebijakan akses. PC yang di blok / diatur dapat dimasukan dari tombol “Edit List of PCs”. Hari & Jam mengakses dapat ditentukan. Servis yang di-block dapat dimasukkan.
Barangkali yang akan sangat bermanfaat adalah kemampuan untuk memblok URL / alamat web maupun memblok akses web berdasarkan keyword, misalnya, pengguna tidak dapat mengakses Web yang ada keyword sex, 17tahun, dll. Hal ini akan sangat bermanfaat terutama untuk sekolah dll.
Pada submenu Port Range Forward dan Port Forward dari menu Applications & Gaming, kita dapat mem-forward port aplikasi tertentu, seperti, Game, dari Internet ke dalam LAN / RT/RW-net. Jadi jika ada paket yang masuk dari Internet ke port tersebut akan langsung dikirim ulang ke komputer yang telah kita masukkan. Karena alasan keamanan, biasanya kita akan membatasi port forwarding hanya ke port yang kita gunakan saja. Sebaiknya di-Disable kembali sesudah kita selesai dengan aplikasi tersebut.
Melalui submenu Management dari menu Administration, kita dapat mengubah password & username. Mengatur apakah akses Web maupun SSH di buka atau di tutup. Protokol yang digunakan apakah HTTP atau HTTPS.
Salah satu hal yang membuat dd-wrt di WRT54GL menjadi sangat menarik untuk hotspot, ternyata pada submenu hotspot dari menu administration telah tersedia beberapa HotSpot Portal yang membantu operator untuk me-redirect dan authentikasi user hotspot sebelum dapat menggunakan Wireless.
Ada beberapa hotspot portal yang tersedia, seperti, Sputnik Agent, Chillispot, NotCatSplash. Pada Chillispot bahkan tersedia user management yang sederhana sehingga dapat membantu kita dalam memudahkan proses security.
Pada submenu Wake-On-LAN (WOL) dari menu Administration akan dapat mendetek secara langsung mesin-mesin yang ada di jaringan / LAN / RT/RW-net yang tersambung ke LAN yang kita managed. Kita dapat melihat secara langsung MAC address maupun IP address dari mesin-mesin yang ada di LAN.
Untuk mengaktifkan mesin dengan kemampuan Wake-On-LAN (WOL) dapat mengklik enable di-cek yang paling kanan.
Untuk mengubah sistem operasi yang digunakan pada WRT54GL, pada submenu firmware management menu administration kita dapat melakukan upgrade firmware.
Hati-hati sesudah tombol upgrade ditekan, proses upgrade akan terjadi dan tidak boleh di-interupsi sama sekali. Kalau sampai terinterupsi karena lampu mati dll, maka WRT54GL yang kita miliki akan tewas.
Pada menu status, kita dapat melihat status Router, status LAN, status Wireless, status system secara umum. Ada banyak informasi yang dapat kita lihat misalnya,
1. Router Name: Memberitahukan nama router yang kita setup.
2. MAC Address: MAC address router yang dilihat oleh ISP / LAN / Wireless.
3. Firmware Version: Versi Firmware yang digunakan.
4. Current Time: Waktu / jam di router.
5. Uptime: Berapa lama router sudah “up” dan jalan.
6. Load Average: Beban rata-rata dalam dalam perioda 1 menit, 5 menit dan 15 menit.
7. IP Address: IP address yang tampak di Ethernet network.
8. Subnet Mask: Subnetmask yang digunakan di router.
9. DHCP Server: Di laporkan jika router berfungsi sebagai DHCP Server.
10. Network: Mode operasi Wireless network apakah Mixed, G-Only, B-Only atau disable.
Masih banyak informasi yang dapat kita peroleh maupun dapat kita set dari router WRT54GL yang di-install dd-wrt, jadi sangat disarankan bagi anda yang memiliki WRT54GL untuk mengexplorasi kemampuan yang ada.
Bagi anda yang mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan Linux, router Linksys WRT54GL yang menggunakan dd-wrt dapat dimasuki ke shell-nya menggunakan perintah ssh dari mesin linux yang kita miliki. Username & password standard-nya adalah root & admin. Tampak pada tampilan selanjutnya adalah saat tampilan saat kita memasuki dd-wt pada Linksys WRT54GL.